Adz-dzikr adalah bentuk masdar dari kata dzakara, yakni apa saja yang keluar melalui lisan atau yang teringat di dalam hati.
Maksud-nya adalah berdzikir kepada Allah Ta’ala.
Kata ad-du’a adalah bentuk masdar dari kata da’a yakni permohonan. Ada yang berpendapat bahwa makna doa adalah dorongan untuk melakukan sesuatu.
Seperti: da’autu fulaanan artinya aku minta tolong kepadanya. Dikatakan: da’autu fulaanan artinya aku meminta bantuannya. Kata doa diistilahkan untuk perbuatan yang berkaitan dengan ibadah maupun tidak.
Ketahuilah bahwa doa adalah berdzikir kepada Allah, bahkan lebih dari itu. Semua hadits yang berkaitan dengan keutamaan dzikir mengisyaratkan kepada makna ini.[]
Dikutip dari Kitab Subulus Salam Jilid 3 oleh Imam Ash-Shan’ani رحمه الله, Penerjemah Ali Nur dkk, Terbitan: Darus Sunnah, hal.980.
MANFAAT DO'A DAN DZIKIR KE; 01 - 15
- Mendatangkan keridhaan Allah سبحانه و تعالي.
- Mengusir syaitan, menundukkan dan mengenyah- kannya.
- Menghilangkan kesedihan dan kemuraman hati.
- Mendatangkan kegembiraan dan ketenteraman (di dalam) hati.
- Menguatkan hati dan badan.
- Membuat hati dan wajah berseri.
- Melapangkan rizki.
- Menimbulkan karisma dan rasa percaya diri.
- Menumbuhkan rasa cinta yang merupakan ruh Islam, menjadi inti agama, poros kebahagiaan dan keselamatan. Dzikir merupakan pintu cinta, dan jalan untuk itu sangat agung dan lurus.
- Menumbuhkan perasaan bahwa dirinya diawasi, sehingga mendorongnya untuk selalu berbuat kebajikan. Dia beribadah kepada Allah dan Allah melihat dirinya secara langsung. Tetapi orang yang lalai untuk berdzikir tidak akan sampai kepada kebajikan, sebagaimana orang yang hanya duduk saja, tidak akan sampai ke tempat tujuan.
- Membuahkan ketundukan, yaitu berupa kepasrahan diri kepada Allah dan kembali kepada-Nya. Selagi dia lebih banyak kembali kepada Allah dengan cara menyebut Asma'-Nya, maka dalam keadaan seperti apapun dia akan kembali kepada Allah dengan hatinya, sehingga Allah menjadi tempat mengadu dan tempat kembali, kebahagiaan dan kesenangannya, tempat bergantung tatkala senang dan mendapat bencana atau musibah.
- Membuahkan kedekatan kepada Allah. Seberapa jauh dia melakukan dzikir kepada Allah, maka sejauh itu pula kedekatannya kepada Allah, dan seberapa jauh ia lalai melakukan dzikir, maka sejauh itu jarak yang memisahkannya dengan Allah.
- Membukakan pintu yang lebar dari berbagai pintu ma'rifat.1 Semakin banyak dia berdzikir, maka semakin lebar pintu ma'rifat yang terbuka baginya.
- Menumbuhkan rasa takut kepada Allah dan memuliakan-Nya.
- Membuatnya selalu ingat Allah, sebagaimana Allah berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ...
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu..." (QS. Al-Baqarah: 152).
- Ma'rifat diperoleh dengan cara:
1) Belajar al-Qur-an dan as-Sunnah menurut pemahaman Sahabat رضي الله عنهم
2) Mengamalkan yang wajib, sunnah dan menjauhkan yang dilarang.
3) Ikhlas dalam beramal.
4) Ittiba' kepada Rasulullah صلي الله عليه وسلم
5) Selalu berdzikir kepada Allah سبحانه و تعالي.
MANFAAT DO'A DAN DZIKIR (LANJUTAN; 16 - 24
MANFAAT DO'A DAN DZIKIR (LANJUTAN 16-24)
- Membuat hati menjadi hidup. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله berkata: "Dzikir bagi hati sama dengan air bagi ikan, maka bagaimana keadaan yang akan terjadi pada ikan seandainya ia berpisah dengan air?"
- Dzikir merupakan santapan hati dan ruh. Jika hati dan ruh kehilangan santapannya, maka sama dengan badan yang tidak mendapatkan santapannya. Suatu kali, kami (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah) menemui Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang sedang melaksanakan shalat Shubuh. Seusai shalat, ia berdzikir kepada Allah hingga hampir tengah hari. Pada saat itu, ia menoleh ke arahku seraya berkata: "Inilah santapanku, andaikan aku tidak mendapatkan santapan ini, tentu kekuatanku akan hilang." Syaikhul Islam juga pernah berkata kepada kami: "Aku tidak akan meninggalkan dzikir, kecuali dengan niat memang itulah yang dikehendaki oleh jiwaku atau karena aku ingin istirahat. Istirahat ini artinya persiapan bagiku untuk melakukan dzikir berikutnya."
- Membersihkan hati dari karatnya. Segala sesuatu ada karatnya dan karat hati adalah lalai dan hawa nafsu. Sedangkan untuk membersihkan karat ini adalah dengan taubat dan istighfar.
- Menghapus kesalahan dan menghilangkannya. Dzikir merupakan kebaikan yang paling agung. Sementara kebaikan dapat menyingkirkan keburukan.
- Menghilangkan kerisauan dalam hubungan antara dirinya dengan Allah. Orang yang lalai tentu akan dihantui kerisauan antara dirinya dengan Allah, yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan dzikir.
- Takbir (اللَّهُ أَكْبَرُ), tasbih (سُبْحَانَ اللهِ), tahmid (الْحَمْدُ لِلَّهِ) dan tahlil (وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ) yang diucapkan hamba saat berdzikir akan mengingatkannya saat dia ditimpa kesulitan.
- Hamba yang mengenal Allah سبحانه و تعالي dengan cara berdzikir di saat lapang, menjadikan dirinya tetap mengenal-Nya saat menghadapi kesulitan, dan Dia akan mengenalnya disaat ia mengalami kesulitan.
-
Berdzikir kepada Allah merupakan benteng yang kokoh dari keburukan-keburukan dunia dan akhirat, serta menyelamatkan diri dari adzab Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Mu'adz bin Jabal رضي الله عنه dan dia memarfu’ kannya: مَا شَيْءٌ مِنْ عَذَابِ اللهِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ
"Tidak ada amal yang dilakukan anak Adam yang lebih menyelamatkannya dari adzab Allah selain dari dzikir kepada-Nya."1
- Menyebabkan turunnya ketenangan, datangnya rahmat dan para Malaikat mengelilingi orang yang berdzikir, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم.2
Bookmark;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung di blog kami ini, semoga bermanfaat, dan tinggalkan pesan dan saran dari anda.di kolom tersedia di bawah ini. Terimakasih.Jazakumullah khairan.