Adab,Akhlaq
Bangga Dengan Jengot
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta'ala , kami memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya, kami berlindung kepada -Nya dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta'ala beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa ta'ala sesatkan, maka tidak ada yang dapat petunjuk petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta'ala semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du :
Kita menyakini bahwa Allah Shubhanahu wa ta'ala lah pencipta tunggal umat manusia, kemudian setelah itu -Dia menjelaskan pada manusia metode hidup yang harus dicapainya dalam mengarungi kehidupan ini, mulai dari penampilan, kepribadian, makan, minum, tata cara beribadah serta tatanan bermasyarakat . Allah ta'ala menjelaskan dalam firman -Nya:
ال الله الى: لْنَا لَيْكَ الْكِتٰبَ انًا لِّكُلِّ لِلْمُسْلِمِيْنَ [ النحل: ١٦؛٨٩]
“Dan Kami turunkan Al kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. [an-Nahl/16: 89].
Adapun perhiasan adalah perhiasan bagi lelaki muslim, di mana Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai suri tauladan kita juga memanjangkan jenggotnya, bahkan beliau memerintahkan agar kita memanjangkan jenggot dan memeliharanya, kemudian memerintahkan kita untuk meningkatkan kumis. Dan bila kita memperhatikan, sungguh setan berhasil dengan banyak perintah menyesatkan manusia, dengan cara perilaku seolah-olah, lalu mereka seolah-olah, mengajarkan baik yang sejatinya pengikutnya untuk mereka di oleh pembuatnya agar-agar, kemudian setan juga melarang penggemarnya untuk melakukan sesuatu yang seharusnya mereka adalah agar agar, mereka menuruti dan mentaati setan, dan pada dasarnya mereka sedang digiring oleh setan adzab neraka yang menyala-nyala. AllahShubhanahu wa ta'ala mengatakan hal itu dalam firman -Nya:
- “Yang dila'nati Allah dan syaitan itu mengatakan: “Saya-benar akan mengambil dari hamba-hamba Anda bagian yang ditentukan (untuk saya), dan saya benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka. dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang), lalu mereka benar-benar hewan ternaknya, dan akan mengubah ciptaan Allah, lalu benar-benar mengubahnya”. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata ”. [an-Nisaa'/4: 118-119].
Suatu ketika saya pernah bertemu dengan seseorang yang berbadan kekar dengan wajah berseri, melakukan sholat disalah satu masjid bersama kaum muslimin, seusai sholat saya perhatikan dirinya langsung menuju ke sebuah salon rambut, disana sudah ada seorang pelanggan yang sedang menunggu giliran, setelah tiba kemudian dirinya mencukur jenggotnya yang tumbuh, dan membiarkan kumisnya memanjang. Kemudian setelah selesai dia mengambil upah, sambil berseri pelanggannya mengucapkan terima kasih atas jasanya, lalu dia menjawab dengan senyuman manis. Seperti itulah dirinya beraktivitas setiap hari, selalu mencukur jenggot, pertama, kedua, ketiga dan keempat sampai datangnya waktu sholat kembali.
Aku berada dalam keadaan berdoa dalam hati, “Duhai sayang sekali, apakah sudah demikian, mati penghayatannya ketika berada di luar masjid, tidak tersisa buah yang bisa dipetik pelakunya? Benar-benar meruginya, apakah kondisinya seperti itu, hukum syari'at dilanggar terang-terangan tanpa ada perasaan memulai, mengubah kenikmatan hidup hanya untuk sekelompok orang? Apakah keadaan sudah terbalik, perkara jelek dianggap baik, sehingga ada dikalangan pribadi yang rela tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan maksiat?
Sesungguhnya sholat adalah sarana penghubung antara hamba dan Rabbnya, seorang berserah diri didalam sholat bagi penciptanya, dirinya bertakbir, dan memuji -Nya, memuji diri dihadapan -Nya, mentaati perintah -Nya, menghambat larangan -Nya, meminta kebutuhan dirinya, kemudian mengucapkan tahyat penutup untuk Allah azza wa jalla.
Berawal dari sini, sholat itu bisa berperan sebagai pencegah perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana digambarkan oleh Allah Shubhanahu wa ta'ala dalam firman -Nya:
ال الله الى: لُ لَيۡكَ لۡكِتَٰبِ لصَّلَوٰةَۖ لصَّلَوٰةَ لۡفَحۡشَآءِ لۡمُنكَرِۗ لَذِكۡرُ للَّهِ للَّهُ لَمُ ا [ العنكبوت: ٤٥،٢٩]
Bacalah apa yang telah diwahyukan, yaitu Al kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. dan mengingat mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. [al-'Ankabuut/29:45].
Efek baik seperti apa yang tersisa dari ibadah sholat yang rutin dilakukan bagi orang yang masih menjaga jenggotnya, dan melakukan maksiat kepada Allah Shubhanahu wa ta'ala dan Rasul -Nya ditengah-tengah makhluk -Nya.
kondisi masyarakat sudah sampai pada taraf mengikuti kebiasaan adat yang tidak dibenarkan oleh syari'at sekarang seperti benar-benar atau mencukurnya, yang kemudian perilaku tersebut dianggap baik menurut setan dari kalangan dan manusia, sehingga banyak yang terperdaya orang jera-jeratnya, berani untuk mencukur jenggot, entah itu orang yang berkedudukan, atau orang awam, orang mulia dan biasa, besar, terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja. Allah ta'ala menyatakan dalam firman -Nya:
ال الله الى: لَهُۥ لِهِۦ اهُ اۖ للَّهَ لُّ لَا لَيۡهِمۡ للَّهَ لِيمُۢ ا [ اطر: ٨]
Baca Juga Larangan Isbal, Melabuhkan Pakaian Hingga Menutup Mata Kaki
“Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaan yang buruk lalu dia yakin dengan pekerjaan itu, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menipu siapa yang menonton -Nya dan menunjuki siapa yang berbuat -Nya; maka janganlah dirimu binasa karena ketertarikan terhadap mereka. sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. [Faathir/35:8].
Dan sebagian orang benar-benar merasa tenang ketika mencukur jenggotnya, sampai sekiranya tidak dijumpai suatu lingkungan dalam intansi pemerintah atau sekolahan, dijalan atau masjid, melainkan dapati para pegawainya yang mencukur jenggot, mereka berlalu lalang didepanmu saat pergi dan pergi, tentunya ini merupakan musibah.
Ketika mengetahui kalau sekiranya sebagian diantara mereka yang menjadikan hari jum'at yang merupakan hari yang paling utama diantara hari-hari yang lain, sebagai hari bersih-bersih dan sebagai batas waktu untuk mengerok jenggotnya, engkau baru sadar sampai sejauh jauh para penentang sunah Nabi ini, dan seberapa besar kepatuhan mereka pada setan, yang memperdaya para hamba Allah azza wa jalla. Allah Shubhanahu wa ta'ala menyatakan dalam firman -Nya:
ال الله الى: لۡيَحۡذَرِ لَّذِينَ الِفُونَ فِتۡنَةٌ ابٌ لِيمٌ [ النور: ٦٣،٢٤]
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah -Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”. [an-Nuur/24:63].
Dan perkara yang lebih besar lagi dari hal itu adalah bahwa mencukur jenggot berubah menjadi tren dan gaya hidup dalam berpenampilan pada sebagian orang, dirinya merasa ada seuatu yang kurang ketika menghadiri sholat jum'at, atau iedul fitri, atau pesta pernikahan atau yang lainnya belum menyempatkan untuk mencukur jenggotnya terlebih dahulu. Allah ta'ala menegur orang-orang semacam ini dalam firman -Nya:
ال الله الى: ا لَا لۡأَبۡصَٰرُ لَٰكِن لۡقُلُوبُ لَّتِي لصُّدُورِ [ الحج: ٦٤،٢٢]
Karena itu sebenarnya adalah mata itu yang buta, tetapi yang buta, adalah hati yang di dalam dada. [al-Hajj/22:46].
Sesungguhnya memotong Jenggot Adalah Perilaku Yang hearts diharamkan syari'at Allah azza wa jalla, Dan termasuk hearts kategori Perbuatan maksiat tidak ditunjukan kepada Allah Shubhanahu wa ta'ala Dan Rasul-Nya. Allah Shubhanahu wa ta'ala menyatakan dalam firman -Nya:
ال الله الى: اقِقِ لرَّسُولَ ا لَهُ لۡهُدَىٰ لِ لۡمُؤۡمِنِينَ لِّهِۦ ا لَّىٰ لِهِۦ ا [ النساء: ١١٥]
Dijelaskan dalam sebuah riwayat, dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma 'anhuma Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda dari Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam beliau mengatakan:
ال ل الله لى الله ليه لم: « الِفُوا الْمُشْرِكِينَ ا اللِّحَى ا الشَّوَارِبَ » [أخرجه البخاري لم]
“ Selisihilah perilaku orang-orang musyrik, biarkanlah kalian jenggot dan pendekkan kumis-kumis ”. [HR Bukhari no: 5892. Muslim no: 259]
Dalam redaksinya Abu Hurairah radhiyallahu'anhu dari Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dijelaskan bahwa Nabi bersabda:
ال ل الله لى الله ليه لم: « ا الشَّوَارِبَ ا اللِّحَى الِفُوا الْمَجُوسَ » [أخرجه لم]
“ Pendekkanlah kumis-kumis kalian, biarkanlah jenggot kalian memanjang, perilaku perilaku orang majusi ”. [HR Muslim no: 260]
Dan telah datang penjelasan yang dijelaskan yang menjelaskan larangan untuk mencukur jenggot, dan perintah dibiarkan dibiarkan dan dipanjangkan, lebih dari dua belas hadits shahih dari Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam dengan lafad yang berbeda-beda “ A'fuu, Aufuu, Arikhuu, dan Wafiruu ” yang semuanya wajib hadir untuk selalu bebas tumbuh apa adanya.
Dan dalam redaksi-riwayat yang shahih ini dengan lafad perintah, dan dalam kaidah ushul fikih diterangkan bahwa perintah itu menunjukan pada kewajiban, dan dalam riwayat tersebut tidak ada perkara yang bisa dilakukan dari kewajibannya. Dan Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah mengatakan:
ال ل الله لى الله ليه لم: « ا ا ا لَيْسَ » [أخرجه البخاري لم]
“ Barangsiapa membikin perkara baru dalam urusan kami yang tidak ada sumbernya maka perkara tersebut tertolak ”. [HR Bukhari no: 2697. Muslim no: 1718].
Perhatian beliau untuk selalu membiarkan jenggotnya tumbuh, beliau sepanjang hidupnya, demikian pula para sahabatnya yang mulia radhiyallahu 'anhum, juga melakukan hal tersebut, maka ini sebagai bukti nyata yang jelas tentang wajibnya memelihara jenggot, dan haramnya mencukur jenggot. Jika demikian mengapa kita harus bersusah payah menyelisihi perintahnya dan tidak menjadikan sebagai suri tauladan yang baik bagi kita. Sedangkan Allah Shubhanahu wa ta'ala telah menjadikan beliau sebagai suri tauladan yang baik bagi setiap mukmin, sebagaimana dalam firman -Nya:
ال الله الى: لَّقَدۡ انَ لَكُمۡ لِ للَّهِ لِّمَن كَانَ ا للَّهَ لۡيَوۡمَ لۡأٓخِرَ للَّهَ ا [ الأحزاب: ٢١ ]
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari-hari dan dia banyak menyebut Allah”. [al-Ahzab/33:21].
Pada hakekatnya orang yang mencukur jenggot adalah orang yang terang-terangan melakukan perbuatan maksiat, dimana Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan:
ال رسول الله لى الله ليه لم: « لُّ افًى لَّا الْمُجَاهِرِينَ » [أخرجه البخاري لم]
“Setiap umatku mendapat ampunan kecuali orang-orang yang terang-terangan (melakukan maksiat)”. [HR Bukhari no: 6069. Muslim no: 2990].
Orang yang mencukur jenggot sejatinya menyerupai perilaku orang-orang kafir, yang mana Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam mengancam bagi mereka dengan sabdanya:
Baca Juga Perhiasan Wanita Muslimah
ال ل الله لى الله ليه لم: « » [أخرجه وأبو داود]
“ Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dirinya seperti mereka ”. [Hadis hasan diriwayatkan oleh Imam Ahmad no: 5114. Abu Dawud no: 4013].
Dan pada dasarnya orang yang mencukur jenggotnya sama saja dirinya sedang menyelisihi fitrah penciptaanya, karena Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan:
ال ل الله لى الله ليه لم: « الْفِطْرَةِ: الشَّارِبِ اءُ اللِّحْيَةِ السِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ الأَظْفَارِ لُ الْبَرَاجِمِ ال ااقُ الْمَاءِ الأَظْفَارِ لُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ الإِبْطِ لْقُ الا “
Sepuluh perkara termasuk fitrah, memotong kumis, membiarkan Jenggot, bersiwak, intinsyak (menghirup udara kehidung), memotong kuku, menyela-Yela jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, Dan bercebok “. [HR Muslim no: 261. Dan yang kesepuluhnya adalah berkumur-kumur sebagaimana disebutkan dalam redaksi yang lain].
Sungguh celaka bagi orang yang dikarunia namun akal tidak digunakan untuk berfikir, dikasih mata hati lalu tidak digunakan untuki, mengingat, takut dan malu kepada Rabbnya. Padahal Allah Shubhanahu wa ta'ala menyatakan dalam firmanNya:
ال الله الى: لَا لَى للَّهِ للَّهُ [ المائدة: ٥:٧٤]
“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada -Nya ? dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [al-Maa-idah/5: 74]
Sungguh banyak setan telah mentertawakan begitu orang, dan menjadikan mereka sebagai bala tentaranya yang taat dan menurut kemauannya, mereka diarahkan untuk gemar bermaksiat, dan menjadikan mereka enggan menjalankan ketaatan kepada -Nya. Selain itu menyadari bahwa yang mencukur jenggot adalah muslim, yang meminta agar dikukur seorang muslim, yang satu mencukur jenggot menggunakan kedua dan yang satu lagi mengeluarkan biaya untuk membayar pekerjaan.
Tentu, keduanya telah sama-sama bersekutu didalam perbuatan maksiat kepada -Nya, dan sama-sama bersekutu didalam mentaati perintah setan. Allah ta'ala telah menyatakan dalam firman -Nya:
ال الله الى: لَمۡ لَيۡكُمۡ ادَمَ لَّا اْ لشَّيۡطَٰنَۖ لَكُمۡ ا لَقَدۡ لَّ لّا اۖ ا لَقَدۡ لَّ لّا اۖ لَمۡ اْ
“Bukankah aku telah memerintahkan hai Bani Adam agar kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”, dan hendaklah kamu menyembah -Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Apakah kamu tidak yakin?”. [Yaasin/36: 60-62].
Sesungguhnya lelaki sejati adalah yang keluar dari penampilan sifat dan kebiasaan wanita kemudian beralih pada orang yang sejati, tidak menggubris perkara yang dicintai oleh setan namun menggantinya dengan perkara yang dicintai dan diridhoi oleh Allah azza wa jalla.
Dan bila ditanya, mencukur jenggot jenggot taat atau maksiat? dapat dipastikan, tidak ada seorangpun yang berani untuk menyatakan bahwa mencukur jenggot termasuk taat, tidak ada pilihan melainkan akan mengatakan hal itu termasuk maksiat, karena telah datang penjelasan yang banyak dari mereka yang menganjurkan meningkatkan dan memelihara jenggot. Dan Allah ta'ala menjelaskan kepada kita dalam firman -Nya:
ال الله الى: اتَىٰكُمُ لرَّسُولُ ا اْۚ وَٱتَّقُواْ للَّهَۖ للَّهَ لۡعِقَابِ [ الحشر: ٧،٥٩]
“Apa yang diberikan Rasul, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”. [al-Hasyr/59:7].
Lantas apa balasan bagi orang yang berbuat maksiat kepada Allah Shubhanahu wa ta'ala dan Rasul -Nya? Allah menyatakan dalam firman -Nya:
ال الله الى: للَّهَ لَهُۥ لۡهُ ارًا لِدا ا لَهُۥ اب [ النساء: ٤؛١٤]
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul -Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan -Nya, pasti Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan”. [an-Nisaa'/4: 14]
Sebenarnya mengikuti hawa nafsu, mengikuti langkah-langkah setan, adalah kebiasaan yang Allah Shubhanahu wa ta'ala tidak menurunkan petunjuk sama sekali.
Dan jika terkumpul dalam diri seorang hamba lalu menganggap baik kebiasaan tersebut, maka sama saja dirinya sedang memasukan ke dalam adzab yang pedih. Allah ta'ala menyatakan dalam firman -Nya
ال الله الى: ا لَ لَهُمُ لَهُمُ اْ لَ للَّهُ الُواْ لۡ ا ا لَيۡهِ ابَآءَنَآۚ لَوۡ انَ لشَّيۡطَٰنُ لَىٰ ابِ لسَّعِيرِ لقمان: [٢١؛٣١]
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang diturunkan Allah”. mereka menjawab: “(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?”. [Lukman/31:21]
Duhai para pemuda Islam, rambut jenggot mengapa harus kalian potong dan lempar ke dalam tempat sampah, lalu mengapa justru kumis yang pergi panjang, sehingga ketika ikut makan serta makan dan makan. Apakah kita menyadari bahwa itu termasuk perbuatan maksiat? kalau sekiranya kita sudah mengetahuinya apakah kita ada usaha untuk memuliakan seperti yang Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam lakukan, kita mencukupkan seperti beliau mencukupkan diri?
Kita memohon kepada Allah Shubhanahu wa ta'ala , semoga memberi petunjuk dan taufik kepada kita untuk mengerjakan apa yang dicintai dan diridhoi oleh -Nya.
[Disalin dari لق اللحية Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim at-Tuwaijr, Penerjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2014 – 1435]
Disalin dariSumber Artikel; Almanhaj.or.id
Penulis Salinan; Rachmat.M.Flimban