Tampilkan postingan dengan label soaljawab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label soaljawab. Tampilkan semua postingan

20 Mei, 2021

Tidak Perlu Panik Menghadapi Wabah Virus Corona

Tidak perlu panik.

Orang yang meninggal tidak selalu disebabkan oleh virus. Ada orang yang tidur dan tidak bangun lagi; ada pula yang mati tiba-tiba saat sedang shalat. Jadi, tidak perlu khawatir yang berlebihan.

Kita boleh melakukan hal-hal yang bisa diusahakan secara syar’i dan mubah.

Secara syar’i, seperti berdoa kepada Allah, mengonsumsi makanan yang berfungsi sebagai obat, sesuai dengan bimbingan syariat: habbatus sauda, madu, air zamzam, dan seterusnya.

Kita pun bisa mengonsumsi sesuatu yang secara pengalaman memang bermanfaat untuk menguatkan antibodi kita, seperti jamu.

Menjaga kebersihan, mencuci tangan dengan sabun setiap hendak makan, memakai masker pada kondisi tertentu–walaupun dimakruhkan ketika shalat–adalah hal-hal yang boleh dilakukan.

Selebihnya, tawakal kepada Allah azza wa jalla.

Kita jangan meniru sikap orang-orang yang tidak beriman kepada takdir dan dalil-dalil syar’i.

Sebagai seorang mukmin, ketika ia meyakini bahwa kematian yang disebabkan oleh wabah, yang dihadapinya dengan sabar, jika ia mati, ia akan dicatat sebagai seorang syahid di sisi Allah azza wa jalla.

Itulah orang yang beriman.

Ia tidak akan gelisah atau takut yang berlebihan.

Ia bertawakal kepada Allah setelah berusaha menempuh sebab-sebabnya.

Tidak luput pula, hendaknya seseorang itu memperbanyak istighfar karena tidak jarang musibah yang menimpa itu sebab utamanya adalah dosa-dosa manusia.

Jangan sok suci, merasa tidak pernah berdosa.

Dosa kita banyak, maka perbanyaklah istighfar.

Jangan sok suci dan berkata, “Apa kaitan musibah dengan dosa? Tidak ada kaitannya. Sudah terkena musibah, dikatakan berdosa pula.”

Jika seperti itu, kapan ia akan sadar?

Kita tidak menunjuk seseorang banyak dosa, tapi kenyataannya umat ini memang banyak dosa.

Kita, secara umum, hendaknya banyak beristighfar kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya, terutama untuk kaum muslimin; dan meyakini pula bahwa apa yang Ia tetapkan adalah yang terbaik bagi kita.

Dijawab oleh al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc.

Sumber; asysyariah.com

07 Mei, 2021

SOAL JAWAB, DIMANA KAU BERPIHAK

Kisah.Sejarah

SOAL JAWAB, DIMANA KAU BERPIHAK

Ustadz ABDUL SOMAD bertanya kepada jama'ahnya ;

UAS : "Andai kita hidup pd zaman Fira'un, kira-kira kita jadi pengikut siapa, Fir'aun atau Nabi Musa ?"

Jama'ah dg kompak : "Musaaaaa"

UAS : "Yakiiin ???"

Jama'ah : "Yakiiiiiin"

UAS :

Tapi yang membangun kota Mesir.. Fir'aun.

Yang bangun infrastruktur juga Fir'aun.

Yang bangun piramida...., Fir'aun.

Yang paling kaya....Fir'aun.

Yang punya tentara banyak & kuat..Fir'aun.

Yang punya banyak pengikut.....Fir'aun.

Yang bisa memberi perlindungan & jaminan...Fir'aun.

Yang Berkuasa...Fir'aun.

Yang bisa sediakan makanan & minuman Fir'aun.

Yang bisa adakan hiburan....Fir'aun.

Yang bisa buat pusat perbelanjaan...... Fir'aun.

Bahkan jika teknologinya sudah ada mungkin Kartu Mesir Sehat dan Kartu Mesir Pintar juga dibuatnya."

Sementara Nabi Musa.... siapa dia ??? Hanya seorang penggembala kambing.

Bicara saja tidak fasih alias cadel (akibat pernah memakan bara api diwaktu bayi).

Hanya memiliki sebatang tongkat butut.
Masih yakin mau ikut Nabi Musa........???

Tanya UAS sekali lagi.

Jamaah terdiam...

UAS : "Kerjaan Nabi Musa hanya sebagai penjaga kambing, tiba-tiba mau mengajak kita menyeberangi lautan,,, tanpa memakai sampan, tanpa prahu, tanpa kapal. Apakah yakin kita mau ikut Nabi Musa ????"

Tak satupun jama'ah berani menjawab, semua tertunduk, diam seribu bahasa.

UAS : Betapa sesungguhnya manusia zaman Firaun dan zaman sekarang, tidak Ada bedanya. Di Zaman sekarang ini, mayoritas semua tergila² pada harta, wanita, pangkat, jabatan, pujian, rayuan. Al Wahn (cinta keduniawian).

Sungguh......, Fir'aun itu akan tetap ada hingga akhir zaman. Hanya saja berubah wajah Dan bentuknya...., juga namanya. Namun secara hakikat dia akan terus ada. Sebab sejarah akan berulang, dan kita harus tetap yakin seyakinnya biidznillah Fir'aun dikalahkan oleh Musa karena Kuasa ALLAH Azza Wa Jalla..._

Siapapun yang akan terpilih itu sudah menjadi takdir/sudah tertulis di Lauhul Mahfudz, tetapi Allah akan mencatat dimana kita berpihak..

Belajaralah DARI CICAK & BURUNG PIPIT

Saat Nabi Ibrahim as dibakar oleh Raja Namrud, datanglah burung pipit yang bolak balik mengambil air dan meneteskan air itu di atas api yang membakar Nabi Ibrahim Alaihi Salam.

Cicak yang melihatnya tertawa.....: "Hai pipit ! bodohnya yang kau lakukan itu. Paruhmu yang kecil hanya bisa menghasilkan beberapa tetes air saja, mana mungkin bisa memadamkan api itu.....???

Burung pipit* pun menjawab : "Wahai cicak......, memang tak mungkinlah aku bisa memadamkan api yang besar itu, tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yang Allah cintai dizholimi, Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak, tetapi Allah akan melihat dimana aku berpihak......"

Cicak terus tertawa, dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim Alaihi Salam agar cepat membesar.

Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yang membakar Nabi ibrahim Alaihi Salam, tetapi Allah melihat dimana Cicak berpihak.

Hikayat ini terjadi sekarang.....dan akan terus berulang.

Sumber; Fauzi Arifin, GWaWJKSa